Jakarta adalah rumah bagi banyak makanan ringan yang patut dicoba. Selain kerak telor yang populer, ada juga kue ape. Mungkin tidak banyak yang mengenal nama itu, tetapi begitu Anda melihat sekilas bentuk serabi (pancake tepung beras), ingatan masa kecil pasti akan muncul untuk berhenti mengambil kue kera dalam perjalanan pulang sekolah.




Kue kera juga dikenal sebagai serabi Jakarta. Sementara serabi yang kita semua tahu dan sukai adalah serabi Solo, yang terbuat dari tepung beras dan minyak kelapa, serabi Jakarta adalah ramuan yang terdiri dari tepung roti, santan dan pewarna hijau buatan. Metode untuk mempersiapkannya sangat mirip dengan serabi, karena keduanya menggunakan peralatan yang sama. Namun, adonan kue ape tidak terbentuk di tengah seperti serabi, tetapi menyebar ke tepi wajan. Setelah matang, keraknya renyah, sedangkan bagian tengahnya lunak dan rasanya gurih.

Menurut beberapa sumber, nama kue ape diciptakan dari bagaimana orang Betawi akan bertanya tentang sesuatu. Ceritanya bahwa suatu hari seorang pria Betawi melihat seseorang menjual kue bundar yang lembut dengan kerak renyah. “Kue ape ini, bang?”, Dia bertanya. Dengan acuh tak acuh penjual menjawab, “Ya, ini kue ape.". Tidak ada yang tahu apakah ini fakta atau fiksi.

Meskipun mengikuti jejak "saudara" kue cubit (kue "cubit" manis) dalam popularitas, masih cukup mudah untuk mendapatkan kue ape. Anda masih dapat menemukan penjual kue ape di luar sekolah dasar, di pusat jajanan dan pasar tradisional. Mereka tidak hanya menjual yang hijau biasa, sekarang Anda juga dapat menemukan penjual yang datang dengan variasi putih kue kera yang cenderung ditaburi taburan cokelat, yang memberikan rasa manis pada prosesnya.

Anda juga bisa membuat kue kera sendiri di rumah; resepnya agak sederhana dan proses memasaknya cepat. Dengan begitu Anda dapat memodifikasi rasanya sesuai preferensi Anda, menghasilkan warna yang berbeda dan menambahkan bermacam-macam topping.

0 comments: